Jumat, 08 Mei 2009

SCOOBY-DOO



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Scooby-Doo adalah sebuah serial animasi televisi Amerika Serikat yang diproduksi untuk acara televisi Sabtu pagi hari (jam tayang untuk acara televisi anak-anak di AS). Film animasi ini telah diproduksi dalam beberapa versi yang berbeda dari tahun 1969
hingga sekarang.

Serial animasi Scooby-Doo diciptakan oleh Joe Ruby, Ken Spears (cerita) dan Iwao Takamoto (perancang karakter) untuk Hanna-Barnera Productions — produser film animasi yang menghasilkan banyak seri-seri lainnya yang berhubungan dengan Scooby-Doo — hingga dibelinya rumah produksi ini oleh Warner Bros di tahun 1997. Warner Bros ini kemudian meneruskan produksi serial animasi ini sejak saat itu.

Walaupun format acara dan tokoh-tokoh serial ini berbeda-beda semenjak diciptakan, versi serial TV Scooby-Doo yang paling terkenal adalah yang terdiri atas Scooby-Doo — seekor anjing yang mampu berbicara — dan empat orang remaja: Fred “Freddie” Jones, Daphne Blake, Velma Dinkley, dan Norville “Shaggy” Rogers.

Kelima tokoh ini (secara resmi dikenal bersama sebagai “Mystery, Inc.” walaupun pada awalnya tidak dinamai demikian) berkeliling dunia menggunakan sebuah mobil van yang dinamai “Mystery Machine”, dan memecahkan berbagai misteri yang berhubungan dengan hantu dan kekuatan gaib. Pada akhir tiap episode-nya, kekuatan gaib itu ternyata memiliki suatu penjelasan yang masuk akal, biasanya mengenai rencana-rencana kriminal yang menggunakan kostum dan efek mekanis khusus dengan tujuan untuk menakut-nakuti atau mengalihkan perhatian. Pada versi-versi Scooby-Doo yang lebih baru disajikan variasi-variasi yang baru mengenai tema-tema kekuatan gaib, dan menampilkan beberapa tokoh baru seperti Scooby-Dum, sepupu Scooby-Doo, dan Scrappy-Doo, keponakan Scooby-Doo.

Seri animasi TV Scooby-Doo mulanya ditayangkan di stasiun TV AS CBS dari tahun 1969 hingga tahun 1976 ketika acara ini pindah ke ABC. Stasiun TV ABC menghentikan tayangan film seri ini di tahun 1986, tapi menayangkan seri tiruannya berjudul “A Pup Named Scooby-Doo” dari tahun 1988 hingga tahun 1991. Seri Scooby-Doo baru, “What’s New, Scooby-Doo?”, ditayangkan oleh Cartoon Network dan diteruskan oleh WB Network dalam bagian program Kids’ WB dari tahun 2002 hingga tahun 2005. Serial Scooby-Doo terkini, “Shaggy & Scooby-Doo Get a Clue!”, ditayangkan tiap Sabtu pagi oleh CW Network.



Film Nostalgia yang Antiklimaks

JAKARTA – Siapa yang tak kenal Scooby-Doo, tokoh kartun anjing kocak yang paling takut hantu. Para penggemar kartun klasik tahun 1970-an itu, kini bisa bernostalgia menyaksikan polah tokoh anjing Great Danes itu dalam versi layar lebarnya.
Sama seperti versi orisinalnya, film ini masih mengisahkan empat sekawan Mystery Inc. yang terdiri dari Fred (Freddie Prinze Jr.), Daphne (Sarah Michelle Gellar), Shaggy (Matthew Lillard) dan Velma (Linda Cardellini), plus Scooby-Doo yang bertugas memecahkan misteri yang berbau hantu. Dalam sebuah tugas, keempat anggota Mystery Inc. saling berselisih paham sehingga mereka memutuskan untuk berpisah.
Tak disangka, dua tahun kemudian mereka bertemu kembali. Empat orang anggota Mystery Inc. lengkap dengan Scooby-Doo masing-masing menerima undangan untuk datang ke taman hiburan Spooky Island. Pemiliknya, Emile Mondavarious (Rowan Atkinson) meminta mereka untuk menyelidiki rangkaian kejadian mistis yang mengubah perilaku para tamu setelah mereka mengunjungi taman hiburan tersebut, dari cerah ceria menjadi seperti orang linglung dan ketakutan. Mondavorious yakin ada hantu yang berusaha menakut-nakuti pengunjung taman hiburannya.
Merasa tertantang dengan tugas baru, keempat sekawan tadi sepakat menekan ego masing-masing dan memutuskan pergi bersama untuk membantu Mondavarious. Seperti biasa, di tengah perjalanan mereka memecahkan masalah, timbul banyak kejadian-kejadian aneh dan konyol, yang memicu perselisihan di antara mereka.
Situasi bertambah gawat ketika para anggota Mystery Inc. satu per satu berada di bawah pengaruh kekuasaan gelap yang ada di taman hiburan itu. Benarkah ada hantu di Spooky Island?

Efek Spesial
Dari segi special effect dan setting yang digunakan dalam film ini, boleh dibilang cukup luar biasa. Untuk menghadirkan tokoh kartun Scooby-Doo ke layar lebar, pembuat film membuat Scooby-Doo dalam wujud tiga dimensi yang membutuhkan teknologi yang rumit. Hasilnya, selain berhasil memadukan sifat-sifat anjing Great Dane sesungguhnya dengan karakteristik tokoh animasi itu, gerakan-gerakan Scooby-Doo juga terlihat alamiah. Sepanjang film, Scooby-Doo bisa bercakap-cakap serta menggerakkan tubuh dan mimik wajahnya sesuai dengan tuntutan cerita. Di sini diperlukan kepekaan para pemain film lainnya yang harus berimajinasi seolah-olah mereka sedang berinteraksi dengan Scooby-Doo betulan. Untunglah, tugas berat ini bisa dijalankan dengan baik oleh empat pemain terutama Lilard–yang memerankan Shaggy– yang paling sering berinteraksi dengan Scooby-Doo.
Ini ditunjang dengan setting yang juga luar biasa. Sutradara Scooby-Doo, Raja Gosnell mampu menghadirkan suasana taman hiburan Spooky Island lengkap dengan berbagai wahana permainan di dalamnya yang berbau kehantu-hantuan. Untuk mendukung hal ini, perusahaan film Warner Bros. sampai harus menggunakan studio mereka di Gold Coast Queensland, Australia. Selain itu, mereka juga menggunakan Tangalooma Wild Dolphin Resort di Moreton Island, Queensland yang disulap menjadi Spooky Island yang dibuat lebih modern, tanpa meninggalkan lanskap aslinya seperti dalam versi serial kartunnya.
Masih sama seperti serial kartunnya, tokoh-tokoh jahat dalam film ini banyak mengenakan jubah atau topeng. Masih ditambah dengan pengaruh voodoo yang masih banyak diyakini penduduk Polynesian, semakin menambah suasana angker yang diinginkan dalam film ini.
Detail kostum para pemainnya juga sangat rapi. Keempat anggota Mystery Inc. tampil dengan baju versi orisinal masing-masing, Fred dengan sweater biru dan putih –yang sayangnya wig rambut pirangnya sangat kelihatan kaku, Daphne dengan warna serba ungu, Velma dengan sweater orange dan kacamata tebalnya serta Shaggy yang setia dengan kaos hijau dan celana coklat. Sayang, ketika adegan Daphne sedang berlari di tangga, memperlihatkan ia mengenakan sepatu keds bukannya sepatu boots pink yang biasa dikenakan sepanjang film.
Kelemahan film ini agaknya terletak pada plot cerita yang digarap Craig Titley dan James Gunn terasa kurang menggigit dan kurang ada kejutan. Pada beberapa adegan, memang cukup mengundang tawa, misalnya ketika Scooby-Doo berpura-pura menjadi nenek-nenek di atas pesawat atau adegan Scooby-Doo dan Shaggy yang sama-sama doyan makan, saling berebut makan biskuit anjing. Yang dirasa cukup mengganggu adalah pada bagian akhir ceritanya yang anti klimaks ketika mengungkapkan siapa musuh Mystery Inc. yang sebenarnya.
Terlepas dari beberapa kekurangannya, Scooby-Doo tetap bisa menjadi sebuah tontonan yang menghibur, sekaligus ajang nostalgia para penggemar kartun Scooby -Doo. Agaknya, alasan ini pula yang membuat film yang meraih box office pada minggu pertama pemutaran perdananya di bulan Juni kemarin, langsung merencanakan film sekuel keduanya.
(SH/dina s. damayanti)

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates